Nativisme dan Empirisme
Pendapat tentang Nativisme dan Empirisme
Nativisme adalah pandangan bahwa beberapa pengetahuan, ide, atau kemampuan, terutama yang terkait dengan bahasa, moralitas, atau matematika, ada dalam diri manusia sejak lahir. Pendukung nativisme berargumen bahwa ada pengetahuan bawaan yang tidak didapatkan melalui pengalaman atau pembelajaran dari lingkungan.
Empirisme, di sisi lain, adalah pandangan bahwa pengetahuan manusia berasal dari pengalaman indrawi, observasi, dan interaksi dengan lingkungan. Pendukung empirisme percaya bahwa pikiran manusia pada awalnya adalah tabula rasa (lembaran kosong) dan semua pengetahuan diperoleh melalui pengalaman.
Pertanyaannya adalah: apakah pengetahuan itu bawaan atau apakah ia diperoleh melalui pengalaman? Kebanyakan ahli setuju bahwa sebagian besar pengetahuan manusia berasal dari kombinasi keduanya. Sebagai contoh, manusia mungkin memiliki kemampuan bawaan untuk belajar bahasa, tetapi bentuk spesifik bahasa yang dipelajari bergantung pada lingkungan dan pengalaman individu. Dalam hal ini, ada elemen nativisme dan empirisme yang berkontribusi pada perkembangan pengetahuan manusia.
Dalam perkembangan anak, nativisme dan empirisme juga berperan. Misalnya, teori nativis mengenai bahasa mengatakan bahwa manusia memiliki naluri bawaan untuk memahami struktur bahasa, yang mendukung kemampuan anak-anak belajar bahasa dengan cepat. Namun, pengalaman empiris dengan mendengarkan dan berbicara dengan orang lain juga sangat penting dalam perkembangan kemampuan berbahasa anak.
Jadi, hubungan antara nativisme dan empirisme adalah kompleks dan tidak dapat direduksi menjadi pilihan biner. Keduanya saling melengkapi dalam membentuk pengetahuan dan pemahaman manusia tentang dunia.
Komentar
Posting Komentar